Tampilkan postingan dengan label Articles. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Articles. Tampilkan semua postingan

19/05/2012

AD/ART Moonraker Indonesia Tahun 2012

IMI
Penghargaan IMI


 Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama MOONRAKER INDONESIA SPORT CLUB, yang kemudian disingkat M2R

Pasal 2
Bentuk Organisasi

Organisasi Ini berbentuk Perkumpulan yang berisikan anggota yang merangkul semua hobby dan kemampuan untuk mengembangkan minat dan bakat khususnya di bidang otomotif.

Pasal 3
Waktu

Moonraker didirikan di Bandung pada tanggal 28 Oktober 1978 sampai dengan jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 4
Tempat kedudukan Kepengurusan

Kepengurusan Pusat Moonraker Indonesia Berkedudukan di Kota Bandung, Propinsi Jawa barat, Indonesia

Pasal 5
Bendera

Bendera Moonraker Indonesia memiliki warna dasar Merah – Putih – Biru. Warna Merah dan Putih bermakna bahwa Organisasi ini berada di Indonesia dan berskala nasional sedangkan warna biru memiliki arti persaudaraan yang akan terus meluas, membangun anggota yang mempunyai citra yang baik di dalam organisasi maupun masyarakat

Pasal 6
Lambang Organisasi

Lambang Moonraker Indonesia berbentuk Kepala Serigala dengan bentuk moncong elips dengan kaki mencengkram bandage bertuliskan “Indonesia Sport Club” dengan jumlah bulu kakinya sebanyak 78 dan jumlah jari yang mencengkram sebanyak 10, di samping kanan dan kiri terdapat trombol pelek berwarna kuning emas, bersayap merah putih dengan jumlah sayap 28 dan diatasnya terdapat jari – jari roda bertuliskan MOONRAKER, dibawah cengkraman terdapat rantai yang menyatu berjumlah 19 didalamnya bertuliskan M2R. Warna dasar dari lambang adalah Merah - Putih - Biru.

BAB II Angaran Dasar


BAB II

ASAS, SIFAT, PRINSIP, TUJUAN, DAN USAHA

Pasal 7
Asas

Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Pasal 8
Sifat

Organisasi ini bersifat INDEPENDENT yang berarti bebas berfikir dan bertindak sesuai tujuan organisasi Moonraker Indonesia

Pasal 9
Prinsip-prinsip

1. Patuh pada hukum yang berlaku di Indonesia

2. Saling menghargai tidak membeda-bedakan jenis kelamin, suku, agama, ras dan kepercayaan masing masing

3. Solidaritas dan Persaudaraan

4. Saling mendukung dalam mengemban dan melaksanakan keputusan organisasi

5. Transparansi (Kejujuran dan Keterbukaan)

6. Inovatif

7. Komitmen tinggi dan bertanggung jawab

8. Sportif dalam menjalankan tujuan organisasi

Pasal 10
Tujuan

Membina serta mewadahi potensi, minat, dan bakat kaum muda Indonesia di segala bidang, yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sehingga terwujud kaum muda Indonesia yang kreatif dan inovatif terutama di bidang Otomotif.

Pasal 11
Usaha

1. Membina pribadi kaum muda Indonesia untuk mencapai sikap serta tindakan yang baik di dalam lingkungan sosialnya.

2. Mengembangkan potensi kreatifitas kaum muda utamanya di bidang automotif, keilmuan, sosial dan budaya / pariwisata.

3. Berusaha untuk mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang otomotif serta lainnya guna kelangsungan masa depan kaum muda Indonesia.

4. Memajukan kehidupan bermasyarakat dalam mengamalkan Nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Memperkuat hubungan silaturahmi serta persaudaraan sesama Kaum Muda di Indonesia.

6. Berperan aktif dalam dunia automotif dan segala hal yang terkait dengan kepemudaan

14/04/2012

Fenomena Anarkisme Geng Motor

Moonraker
Gambar Ilustrasi


Dulu, aksi brutal geng motor ditunjukkan oleh anggota geng motor tersebut untuk unjuk identitas. Mereka membutuhkan aksi kekerasan supaya keberadaan mereka diakui dan ditakuti orang.

Dalam sudut pandang kejiwaan, yang mereka lakukan adalah suatu bentuk displacement (salah pindah/pelampiasan) dari semangat mereka yang tidak terkontrol. Displacement adalah salah satu bentuk reaksi adaptasi yang disebut Mekanisme Pembelaan Ego (MPE). Karena displacement adalah sebuah reaksi, dapat dipastikan ada aksi yang menjadi pemicunya.
Inilah yang perlu kita tahu,
Ketika mereka turun ke jalan, mereka membawa identitas moral dan kepribadian sebagai anggota geng.

Geng motor tidak akan melakukan penyerangan impulsif. Tanpa perencanaan matang, tanpa sasaran spesifik dan tanpa motif instrumental.
Impulsif itu bukan berarti kelompok tersebut tidak melakukannya secara rasional. Tapi ketika mereka berhimpun sebagai geng maka yang terbentuk adalah kepribadian geng. Sebagai geng mereka butuh identitas. Tapi sepertinya mereka tidak memiliki kemampuan ekstra untuk membangun identitas secara positif.

Antara Emosi dan Mental



Tingkatan emosi baik bersifat negatif maupun positif seseorang dengan orang yang lain dibedakan dalam hal cara berpikir, berbicara, dan bertindak. Bila seseorang mempunyai emosi negatif yang sangat ekstrem dan tidak mampu mengontrol diri sendiri, mulai dari cara berpikir dipastikan mempunyai nilai negatif yang tinggi, diwujudkan dalam berbicara yang negatif dan disertai tindakan negatif. Contohnya merusak, membakar, membunuh, atau bahkan bom bunuh diri dengan sasaran sebanyak-banyak korban yang dipandang telah merugikan atau tidak mengikuti kemauan si pemilik emosi negatif itu.

Bila ditanya kenapa geng motor selalu diikuti oleh agenda negatif? Hal tersebut tidak benar selalu terjadi, sebab ada juga geng motor yang dulunya negatif sekarang sudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan mengutamakan hal dan kegiatan positif seperti klub Moonraker, salah satu komunitas motor yang berani terbuka dan melakukan perubahan ke arah yang lebih positif.

Geng motor yang dilakukan untuk tujuan benar dan murni tidak mungkin akan melakukan perbuatan negatif seperti merusak fasilitas umum, membakar, menganiaya bahkan membunuh. Namun, fakta di lapangan akan berbeda bila pada geng motor tersebut sudah ada agenda khusus yang membonceng. Jadi saya pribadi lebih yakin bila emosi dan mental negatif bukan milik semua geng motor. Sebab, faktanya mereka dapat memilih mana yang harus dijadikan sasaran dan mana yang tidak pantas jadi sasaran.

Sesuai dengan penelusuran saya dari berbagai fakta peristiwa yang terjadi di Jakarta beberapa pekan lalu, anggota geng motor yang melakukan penyerangan ialah kelompok besar dan yang menjadi korbannya adalah kelompok kecil atau sekumpulan orang yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Para korban yang terluka pun mengaku sama sekali tidak mempunyai masalah atau terlibat keributan dengan pihak manapun sebelum peristiwa penyerangan terjadi.

Polisi sebaiknya tidak hanya berfokus kepada motif dari aksi-aksi tersebut. Polisi perlu melihat pola di wilayah mana dan pada pukul berapa kelompok tersebut sering beraksi.
Disitulah polisi berpatroli. Disitulah petunjuknya. Polisi tidak boleh lamban. Kalau mereka yang masih baru dan sedang mencari ke-khas-an gengnya ini diberitakan besar-besaran, sedangkan respons polisi lamban, itu justru akan jadi area kekuatan mereka.

Salam persaudaraan dari kami! peace, love, unity, respect and brotherhood everywhere! one for all all for one !

10/02/2012

RASA CINTA DAN MEMILIKI ORGANISASI


Moonraker
Deklarasi perdamaian empat organisasi motor di kota Bandung (XTC, Moonraker, GBR, Brigez)

Kendala yang sering dihadapi oleh suatu organisasi adalah permasalahan sumber daya manusia (SDM). SDM adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari perputaran gerak aktifitas organisasi. SDM lah pemeran utamanya, mereka menjadi aset yang berharga bagi organisasi. SDM ibarat nafas dan nyawa organisasi. Organisasi dapat mencapai tujuannya karena peran SDM, dimulai dari gagasan hingga pada akhirnya melahirkan aksi nyata untuk mewujudkan gagasan tersebut. Betapa sangat pentingnya SDM bagi organisasi, oleh karenanya, pengelolaan SDM mendapatkan perlakuan khusus didalam sistem tata kelola organisasi. Sehingga ada pernyataan sederhana yaitu jika kondisi SDM sehat maka organisasi pun sehat, begitu juga sebaliknya.

Pengelolaan SDM tidak terlepas dari berbagai permasalahan.
Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi adalah permasalahan klasik, misalnya menyangkut kuantitas, kualitas dan kontinyuitas SDM.
Kuantitas terkait jumlah anggota atau SDM yang dimiliki organisasi tersebut, kualitas bersifat lebih kompleks seperti loyalitas, tanggungjawab, rasa cinta, rasa memiliki, pemahaman terhadap tugas, dan lain-lain. Kontinyuitas adalah mengenai keberlanjutan SDM dan penjenjangan SDM didalam sistem pengorganisasian tersebut.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin memotivasi kualitas SDM khususnya perihal rasa cinta dan memiliki organisasi. Pemaparan ini saya dapatkan dari berbagai pengalaman dalam mengelola organisasi. Saya mencoba menyampaikan pengalaman yang saya alami sendiri yaitu ketika rasa cinta dan memiliki organisasi saya tidak ada, namun kemudian seiring berjalannya waktu saya benar-benar mendedikasikan waktu dan pemikiran saya untuk memajukan organisasi tersebut. Saya akan berusaha menyimpulkan dari pengalaman bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta dan memiliki terhadap organisasi dilihat dari perspektif diri sendiri.

Sekarang coba bayangkan, saat Anda jatuh cinta dengan sesorang, katakan Anda adalah laki-laki yang sedang jatuh cinta kepada seorang wanita pujaan hati Anda. Apa yang akan Anda lakukan saat wanita itu meminta Anda melakukan sesuatu? Pasti Anda akan melakukan apapun yang dia minta bahkan Anda rela melakukan sesuatu hal tanpa diminta terlebih dahulu oleh wanita pujaan hati Anda. Yang ingin saya katakan adalah bahwa rasa cinta terhadap sesuatu hal (aktifitas, kegiatan, dll) atau benda (manusia, barang, dll) akan menimbulkan/menumbuhkan sikap pengorbanan, tanggung jawab, dan rasa memiliki. Rasa Cinta pada organisasi akan menimbulkan dedikasi yang sangat tinggi untuk bisa memberikan yang terbaik bagi organisasi tersebut. Rasa cinta dan suka pada organisasi merupakan dasar terbentuknya loyalitas, tanggungjawab, pengorbanan, keikhlasan, dan motivasi yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kualitas SDM dalam organisasi.

Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk memunculkan rasa cinta kepada organisasi adalah benahi niat Anda. Niat merupakan tenaga besar yang menggerakan keinginan dan tubuh Anda. Niatkan mengikuti organisasi hanya untuk Tuhan semata, sebagai wujud ibadah Anda kepada Sang Pencipta. Karena dengan demikian, Anda akan mempunyai pegangan kuat dalam menjalankan setiap aktifitas organisasi. Dengan niat yang benar dan lurus, maka tidak ada rasa kecewa pada hasil keputusan rapat atau kegiatan, tidak akan pernah ada rasa benci dan kecewa pada sesorang didalam organisasi, yang ada hanya sikap positif  kepada setiap orang dan pada setiap keputusan yang dihasilkan karena niat hanya kepada Tuhan.

Yang kedua adalah, Anda harus memahami dengan benar seluk beluk organisasi yang Anda ikuti, arah, tujuan, nilai atau sistem yang dianut dan manfaatnya. Anda harus benar-benar memahami betul seperti apa organisasi yang Anda ikuti, sehingga setiap aktifitas yang Anda lakukan didalam organisasi tersebut Anda benar-benar paham dasar/landasannya. Organisasi yang Anda ikuti harus dapat membawa manfaat bagi orang lain dan tentunya diri Anda sendiri. Setelah Anda memahami seluk beluk organisasi Anda, maka langkah selanjutnya adalah tanyakan pada hati nurani Anda apakah organisasi yang Anda ikuti itu sesuai ataukah tidak dengan hati nurani yang Anda yakini, kepribadian Anda, karakter Anda, dan cita-cita Anda. Jika Anda menyakini bahwa organisasi tersebut cocok dengan semua yang Anda punya, maka yakinkan pada diri Anda sendiri bahwa suatu saat nanti organisasi itu akan sangat berguna bagi Anda dalam setiap kehidupan Anda, cita-cita Anda dan keyakinan Anda.
Organisasi tidak selalu harus memberikan manfaat kepada Anda berupa keahlian/skill tertentu, melainkan organisasi dapat juga memberikan manfaat berupa perbaikan karakter, perbaikan nilai diri, meningkatkan kepercayaan diri, kedekatan pada Tuhan, perluasan wawasan, maupun peningkatan skill dan (nilai) yang tidak dapat terlihat secara kasat mata namun dapat Anda rasakan benar keberadaannya didalam diri Anda. Jika Anda merasa organisasi Anda tidak sesuai dengan karakter, cita-cita, keinginan, dan nilai-nilai yang Anda anut maka tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk masih bertahan didalam organisasi itu.

Langkah selanjutnya adalah, yakinkan pada diri Anda bahwa Anda sangat berarti bagi organisasi, setiap pemikiran, kehadiran, tenaga, dan segala sesuatu yang Anda bisa berikan kepada organisasi Anda, adalah sungguh sangat berguna bagi kesuksesan organisasi Anda. Selain itu, setiap orang didalam organisasi sangat membutuhkan Anda. Tidak ada seorang pun didalam organisasi yang menolak dan mencampakan Anda. Anggaplah teman dan organisasi Anda itu adalah keluarga baru Anda yang selalu setia menemani dan membantu Anda. Anda sangat dibutuhkan. Yakinkan itu didalam diri Anda. Kemudian, yakinlah dengan kemampuan yang Anda miliki, Anda dapat mengembangkan organisasi yang Anda ikuti menjadi organisasi besar yang sukses. Yakinlah bahwa Anda dapat membantu memajukan organisasi Anda dengan berarti. Rasa cinta dan memiliki akan muncul didalam diri Anda jika Anda melakukan langkah-langkah diatas, insyaALLAH. Jika Anda telah mempunyai rasa cinta kepada organisasi, kepada nilai-nilai yang dianut, kepada orang-orang yang ada didalamnya maka Anda tidak akan berpikir hingga 3 kali untuk memberikan apapun yang terbaik didalam diri Anda untuk kemajuan dan kebaikan organisasi Anda. Dari sanalah akan mucul loyalitas, tanggungjawab, pengorbanan, keikhlasan, dedikasi tinggi kepada organisasi dan nilai-nilainya.
Selain itu, sistem pengelolaan SDM didalam organisasi pun harus bekerja optimal untuk menumbuhkan rasa cinta dan memiliki didalam diri para anggotanya. Afinitas lain yang harus ditumbuhkan pada diri Anda untuk memajukan organisasi yaitu berupa sifat mental saling pengertian, saling mendukung, saling perhatian, saling percaya, dan mempunyai tujuan yang sama.

By: Panca Dias Purnomo
Presiden BEM FPIK UNDIP 2010
pancadp@gmail.com
Editor: admin

22/11/2010

Bahasa Tubuh Yang Wajib Dikuasai Pimpinan VJ Motor


Moonraker
Gambar Ilustrasi

Bahasa Tubuh Yang Wajib Dikuasai Pimpinan Touring Sepeda Motor (VJ):


Gambar dibawah ini adalah sekedar contoh yang sekiranya harus dilakoni oleh ‘Petugas VJ Touring’ karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus diikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang.


Namun pada prakteknya beberapa isyarat mempunyai arti dan makna yang berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan gaya dan riding style dari setiap komunitas, klub motor, jenis motor yang dipakai maupun sikap dari pengendara itu sendiri.

1. START MESIN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘hidupkan mesin’ dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan.
Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua anggota, artinya ‘ready to go.’
Moonraker


2. BELOK KIRI
Petugas VJ memberikan isyarat ‘belok kiri’ dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri.
Moonraker

3. BELOK KANAN
Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapak tangan kiri tebuka mengarak kekanan. Gerakan diulangi beberapa kali menunjuk kekanan.
Moonraker
4. BAHAYA DI SISI KIRI I
Petugas VJ memberikan isyarat ada ‘bahaya di sisi kiri’ dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki.
Moonraker
5. BAHAYA DI SISI KANAN I
Sama seperti gambar di atas cuma arah tangannya berbeda dengan kondisi diatas. Kalau pengendara bisa melepas gas dengan situasi aman, maka isyarat memberikan ‘bahaya di sebelah kanan’ bisa saja dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dan menunjuk ke arah kanan.


6. BAHAYA DI SISI KANAN II
Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat ‘bahaya disisi kanan’ dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle gas.
Moonraker
7. BAHAYA DI SISI KIRI II
Sama seperti gambar di atas cuma arah kakinya berbeda dengan kondisi diatas, Petugas VJ bisa juga memberikan isyarat ada ‘bahaya disisi kiri’ sambil mengangkat kaki kiri secukupnya. Sekali lagi
isyarat-isyarat menggunakan kaki bukan bermaksud menendang, tetapi hanya memberitahukan ada bahaya di kiri sementara tangan kiri pengendara harus pegang kopling.

8. TAMBAH KECEPATAN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘tambah kecepatan’ dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah.
Moonraker
9. KURANGI KECEPATAN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘kurangi kecepatan’ dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua anggota. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian daripada anggota untuk selalu “hati-hati”.
Moonraker
10. RAPATKAN BARISAN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘rapatkan barisan’ dengan mengangkat tangan kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga diartikan ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena ada bahaya.
Moonraker
11. BUAT SATU BARIS
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat barisan jadi satu’ dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayunkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri.
Moonraker
12. BUAT DUA BARIS
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat dua baris’ dengan cara mengangkat tangan kirinya dengan memberikan kode dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 11).
Moonraker
13. STOP/BERHENTI
Petugas VJ memberikan isyarat “berhenti/stop” dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti.
Moonraker
Seluruh keterangan mekanisme touring, maupun bahasa isyarat VJ yang telah dipaparkan diatas bukanlah suatu hal yang baku. Sebenarnya masih banyak lagi mekanisme touring, maupun isyarat-isyarat lainnya yang bisa dipergunakan ketika berkendara bersama grup. Semua mekanisme touring dan bahasa isyarat tetap disesuaikan dengan kebutuhan, juga perkembangan dari setiap grup, komunitas, maupun klub motor yang bersangkutan.

Sumber : populerfashion

27/09/2010

Geng Motor dari segi sosiologi dan hukum serta Solusi meminimalisir geng-geng motor.



Moonraker
Moonraker Id

Sebenarnya geng-geng motor sudah ada dari tahun 1978. Yang namanya melegenda saat itu adalah geng motor "M2R" atau Moonraker.
Ya, Bandung lautan gangster sudah mendarah daging dikarenakan sudah ada sejak dari dulu. Disaat geng motor & gangster diseluruh dunia sedang naik daun, seperti di Jepang tahun 70an geng motor lagi jaman, di Amerika gangster tahun 70an baru-baru naik, di Korea tahun 70an juga sama kaya di Jepang dan sama halnya dengan di Bandung tahun 70an ada Moonraker.

Pada saat acara Jambore otomotif yang diadakan oleh IMI kemarin sangat disayangkan terjadi bentrokan antar geng motor yang menelan korban. Hal ini mesti dijadikan pelajaran bagi seluruh insan bikers agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum dari anggotanya sendiri. Dan siapa sebenarnya yang patut disalahkan ?

Dalam blog yang saya buat dan saya kutip dari beberapa artikel ini mungkin berguna bagi anda yang ingin mengetahui latar belakang dari para remaja yang mengikuti aktivitas daripada geng-geng motor.


1. Geng Motor Dari Segi Sosiologi Dan Hukum

Geng motor merupakan kelompok sosial yang memiliki dasar tujuan yang sama atau asosiasi yang dapat disebut suatu paguyuban tapi hubungan negatif dengan paguyuban yang tidak teratur dan cenderung melakukan tindakan anarkis.

Salah satu kontributor dari munculnya tindakan anarkis adalah adanya keyakinan/anggapan/perasaan bersama (collective belief). Keyakinan bersama itu bisa berbentuk, katakanlah, siapa yang cenderung dipersepsi sebagai maling (dan oleh karenanya diyakini “pantas” untuk dipukuli) ; atau situasi apa yang mengindikasikan adanya kejahatan (yang lalu diyakini pula untuk ditindaklanjuti dengan tindakan untuk, katakanlah, melawan).


Dalam pendapatnya Radam diatas, media-massa dalam hal ini amat efektif menanamkan citra, persepsi, pengetahuan ataupun pengalaman bersama tadi. Maka, sesuatu yang mulanya kasus individual, setelah disebarluaskan oleh media-massa lalu menjadi pengetahuan publik dan siap untuk disimpan dalam memori seseorang. Memori tersebut pada suatu waktu kelak dapat dijadikan referensi oleh yang bersangkutan dalam memilih model perilaku. Adanya keyakinan bersama (collective belief) tentang suatu hal tersebut amat sering dibarengi dengan munculnya geng, simbol, tradisi, graffiti, ungkapan khas dan bahkan mitos serta fabel yang bisa diasosiasikan dengan kekerasan dan konflik.

Pada dasarnya kemunculan hal-hal seperti simbol geng, tradisi dan lain-lain itu mengkonfirmasi bahwa masyarakat setempat mendukung perilaku tertentu, bahkan juga bila diketahui bahwa itu termasuk sebagai perilaku yang menyimpang Adanya dukungan sosial terhadap suatu penyimpangan, secara relatif, memang menambah kompleksitas masalah serta, sekaligus kualitas penanganannya.

Secara perilaku, dukungan itu bisa juga diartikan sebagai munculnya kebiasaan (habit) yang telah mendarah-daging (innate) dikelompok masyarakat itu. Adanya geng-geng motor seperti “XTC, BRIGEZ, GBR, M2R”. Maka adanya pula kecenderungan peningkatan anarki di masyarakat, sadarlah kita bahwa kita berkejaran dengan waktu. Pencegahan anarki perlu dilakukan sebelum tindakan itu tumbuh sebagai kebiasaan baru di masyarakat mengingat telah cukup banyaknya kalangan yang merasakan “asyik”-nya merusak, menjarah, menganiaya bahkan membunuh dan lain-lain tanpa dihujat apalagi ditangkap.

Para pelaku geng motor memang sudah menjadi kebiasaan untuk melanggar hukum. “Kalau soal membuka jalan dan memukul spion mobil orang itu biasa dan sering dilakukan pada saat konvoi.
Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun. Mereka mewajarkannya sebagai salah satu upaya mencari jati diri dengan melanggar kaidah hukum. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan perlu penyikapan yang bijaksana.

Dalam konteks penanganan kejahatan yang dilakukan anak-anak dan remaja masih diperdebatkan apakah sistem peradilan pidana harus dikedepankan atau penyelesaian masalah secara musyawarah (out of court settlement) tanpa bersentuhan dengan sistem peradilan pidana yang lebih dominan walaupun dalam sistem hukum pidana positif kita, penyelesaian perkara pidana tidak mengenal musyawarah.

Dalam kutipan dari sebuah artikel pikiran rakyat :
Betapa rentan dan lemahnya anak-anak atau remaja yang melakukan kejahatan dapat dilihat dari bunyi pasal 45 KUHP.

KUHP kita tidak memberi ruang sedikit pun untuk menyelesaikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan anak selain melalui sistem peradilan pidana yang sering dikatakan selalu memberikan penderitaan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya khususnya pelaku kejahatan baik pelaku dewasa maupun pelaku anak-anak dan remaja.

Peradilan pidana bagi anak-anak pelaku kejahatan mempunyai dua sisi yang berbeda, di satu sisi sebagaimana diakui konvensi anak-anak, bahwa anak-anak perlu perlindungan khusus. Di sisi lain, "penjahat anak-anak" ini berhadapan dengan posisi masyarakat yang merasa terganggu akibat perilaku jahat dari anak-anak dan remaja tersebut. Kemudian juga anak-anak dan remaja ini akan berhadapan dengan aparat penegak hukum yang secara sempit hanya bertugas melaksanakan undang-undang sehingga pelanggaran dan tata cara perlindungan terhadap pelaku anak, rentan terjadi.

Sebetulnya perhatian kita terhadap perlindungan anak-anak dan remaja pelaku kejahatan harus semakin meningkat. Dunia internasional pun sejak 1924 dalam deklarasi hak-hak anak kemudian diperbarui 1948 dalam deklarasi hak asasi manusia dan mencapai puncaknya dalam Deklarasi Hak anak (Declaration on The Rights of Child) 1958 menegaskan karena alasan fisik dan mental serta kematangan anak-anak, maka anak-anak membutuhkan perlindungan serta perawatan khusus termasuk perlindungan hukum.

Manakala anak-anak dan remaja pelaku kejahatan tersebut bersentuhan dengan sistem peradilan pidana, masyarakat meyakini bahwa mereka sedang belajar di akademi penjahat. Hasil yang dikeluarkan oleh sistem peradilan pidana hanya akan menghasilkan penjahat-penjahat baru.
Kegetiran ataupun masalah-masalah yang dihadapi anak dalam menghadapi sistem peradilan pidana tentu harus ada perhatian dan penyelesaian yang baik, namun kita juga tidak perlu mengabaikan terlaksana hukum dan keadilan, sebab peradilan menunjukkan kepada kita bahwa penyelesaian melalui pengadilan dilakukan secara benar (due process of law) demi kepentingan pelaku anak-anak dan remaja serta masyarakat di lain pihak.

Satu hal penting dalam peradilan anak adalah segala aktivitas harus dilakukan atau didasarkan prinsip demi kesejahteraan anak dan demi kepentingan anak itu sendiri tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat mengingat setiap perkara pidana yang diputus pengadilan tujuannya adalah demi kepentingan publik. Akan tetapi, kepentingan anak tidak boleh dikorbankan demi kepentingan masyarakat

Dalam dunia akademis penanganan delik anak selalu terfokus kepada usaha penal dengan cara menggunakan hukum pidana dan usaha nonpenal yang lebih mengedepankan usaha-usaha di luar penggunaan hukum pidana (preventif). Pendekatannya lebih mengedepankan pendekatan khusus dengan alasan pertama bahwa anak yang melakukan kejahatan jangan dipandang sebagai seorang penjahat, tetapi harus dipandang sebagai anak yang memerlukan kasih sayang. Kedua, kalaupun akan dilakukan pendekatan yuridis hendaknya lebih mengedepankan pendekatan persuasif, edukatif, serta psikologi. Pendekatan penegakan hukum sejauh mungkin dihindari karena akan menjatuhkan mental dan semangat anak tersebut untuk kembali ke jalan yang benar. Ketiga, tata cara peradilan pidana kalaupun akan dilakukan haruslah benar-benar mencerminkan peradilan yang dapat memberikan kasih sayang kepada anak-anak dan remaja tersebut.

Perlindungan hukum terhadap anak-anak dan remaja yang melakukan tindak pidana telah diberikan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak di samping instrumen hukum internasional berupa konvensi-konvensi yang dikeluarkan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti Beijing Rules. akan tetapi, secara subtansi masih terlihat bahwa UU tentang Pengadilan Anak ini masih mengedepankan penggunaan sanksi pidana baik pidana badan maupun pidana lainnya sehingga apa yang diharapkan kepada tindakan persuasif dan edukatif belum terlihat.
Dalam pengadilan anak semestinya dikembangkan konsep-konsep seperti famili model dalam sistem peradilan pidana, pelaku kejahatan apalagi anak-anak diperlakukan sebagai sebuah anggota keluarga yang tersesat dalam mengarungi kehidupan sehingga penyelesaiannya lebih mengedepankan memberikan kesempatan dan membimbing pelaku kejahatan supaya kembali lagi kepada kehidupan yang sejalan dengan norma masyarakat dan norma hukum.

Tidak kalah pentingnya dalam penanganan anak-anak delikuen apabila menggunakan sarana penal melalui sistem peradilan pidana adalah kesempatan menggunakan penasihat hukum atau access to legal council. Di samping hak-hak lain yang harus dibedakan dengan pelaku dewasa. Kesempatan anak-anak pelaku kejahatan menghubungi keluarganya harus dibuka lebar-lebar oleh polisi, jaksa, maupun pengadilan mengingat seluruh subsistem peradilan pidana ini pun mempunyai kewajiban memikirkan nasib anak-anak dan remaja pelaku kejahatan ini baik ketika menjalani hukuman maupun setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan.

Sebetulnya, ruang pengadilan yang ada sekarang ini tidak kondusif bagi peradilan pidana terhadap anak-anak delikuen. Harus diciptakan suasana ruang pengadilan yang betul-betul mencerminkan perlindungan hukum, perlindungan mental, dan suasana kasih sayang terhadap anak-anak dan remaja pelaku kejahatan sehingga kejadian terdakwa yang anak-anak menangis di pengadilan tidak terulang lagi. Pengadilan harus bisa menciptakan atau memutuskan perkara-perkara yang melibatkan anak-anak dan remaja ke arah putusan yang menjadikan pelaku anak itu menjadi baik serta menjamin hak-hak masyarakat tidak terabaikan.

2. Solusi Meminimalisir Geng-geng Motor.

Mengapa ada sebagian kalangan remaja yang mudah terbujuk untuk mengikuti geng motor?
Benarkah seluruh fenomena itu sekadar persoalan psikologis, ataukah justru lebih bercorak sosiologis?
Apabila problem sosial itu dilihat dari perspektif psikologistis, maka penilaian yang muncul adalah kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sedang melampiaskan hasrat tersembunyinya.

Dalam bahasa psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939), kaum remaja itu lebih mengikuti kekuatan id (dorongan-dorongan agresif) ketimbang superego (hati nurani). Keberadaan ego (keakuan) mereka gagal untuk memediasi agresivitas menjadi aktivitas sosial yang dapat diterima dengan baik dalam kehidupan sosial (sublimasi).

Namun, pendekatan psikologis itu sekadar mampu mengungkap persoalan dalam lingkup individual. Itu berarti nilai-nilai etis yang berdimensi sosial cenderung untuk dihilangkan. Padahal, kehadiran geng motor lebih banyak berkaitan dengan problem sosiologis.

Definisi tentang geng itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan berkelompok. Hanya saja geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan sekadar kumpulan remaja yang bersifat informal. Geng dalam bahasa Inggris adalah sebuah kelompok penjahat yang terorganisasi secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan keributan. Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah KURANGNYA PERHATIAN DAN KASIH SAYANG ORANGTUA. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan oranglain.

Kutipan dari Pikiran Rakyat : "Solusi Alternatif Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, menginstruksikan kepada seluruh Kepala Sekolah agar tidak segan-segan menindak siswanya yang terbukti terlibat dalam organisasi geng motor, kalau perlu dikeluarkan dari sekolah. Diharapkan, tindakan tersebut dapat menekan jumlah anggota geng motor dan aksi brutal mereka."
Sebenarnya tindakan tersebut tidak sepenuhnya efektif. Butuh keberanian yang besar dan beresiko tinggi untuk melakukannya. Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran; kepedulian; dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.

Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua serta Penanaman Nilai-nilai Agama sebagai upaya preventif terhadap peningkatan jumlah anggota geng motor di kemudian hari, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama tentang akhlaq (moral dan etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.

Selain itu bagaimana melakukan pengendalian atau kontrol sosial atas merebaknya geng motor itu?
Dalam literatur sosiologi (Paul B Horton dan Chester L Hunt, 1964: 140-146, dan Alex Thio, 1989: 176-182), ada cara yang dapat dikerahkan untuk mengatasi deviasi sosial. Yaitu:

Internalisasi atau penanaman nilai-nilai sosial melalui kelompok informal atau formal. Lembaga-lembaga sosial, seperti keluarga dan sekolah, adalah kekuatan yang dapat membatasi meluasnya geng motor. Mekanisme pengendalian itu lazim disebut sebagai sosialisasi. Dalam proses sosialisasi itu, setiap unit keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab membentuk, menanamkan, dan mengorientasikan harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, serta tradisi-tradisi yang berisi norma-norma sosial kepada remaja. Bahkan, hal yang harus ditegaskan adalah sosialisasi yang bersifat informal dalam lingkup keluarga jauh lebih efektif. Sebab, dalam domain sosial terkecil itu terdapat jalinan yang akrab antara orang tua dengan remaja.

Kedua, penerapan hukum pidana yang dilakukan secara formal oleh pihak negara. Dalam kaitan itu, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga pemenjaraan, digunakan untuk mengatasi geng motor.

Keuntungannya adalah penangkapan dan pemberian hukuman kepada anggota-anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal mampu memberikan efek jera bagi anggota-anggota atau remaja lain.

Kerugiannya, aplikasi hukum pidana membatasi kebebasan pihak lain yang tidak berbuat serupa. Bukankah dalam masyarakat ada kelompok-kelompok pengendara sepeda motor yang memiliki tujuan-tujuan baik, misalnya untuk menyalurkan hobi automotif.

Ketiga, deskriminalisasi yang berarti bahwa eksistensi geng-geng motor justru diakui secara hukum oleh negara. Tentu saja, deskriminalisasi bukan bermaksud untuk melegalisasi kejahatan, kekerasan, dan berbagai pelanggaran norma-norma sosial yang dilakukan remaja. Deskriminalisasi memiliki pengertian sebagai "kejahatan yang tidak memiliki korban". Prosedur yang dapat ditempuh adalah pihak pemerintah dan masyarakat membuka berbagai jenis ruang publik yang dapat digunakan kaum remaja untuk mengekspresikan keinginannya, terutama dalam menggunakan kendaraan bermotor. Lapangan terbuka atau arena balap bisa jadi merupakan jalan keluar terbaik.

Kehadiran geng motor merupakan fenomena sosial yang harus direspons secara proporsional oleh para sosiolog dan ahli hukum dalam mengatasi merebaknya geng-geng motor di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, 1986, Wawasan ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional.
Radam, Nuerid, 1992. Manusia, Masyarakat.
Anwar, Yesmil dan Adang. 2008 Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta:Grasindo.
Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik. Jogjakarta;IRCiSoD.
Bandungnews
detik.com
pikiranrakyat.com
suaramerdeka.com
galamedia.com
facebook.com/moonrakerid
Artikel Triyono Lukmantoro
Artikel Adrianus Meilala
Artikel Edi Setiadi

Kritik dan saran bisa langsung ditulis di komentar atau kirimkan ke email : moonraker_indonesia@yahoo.com

24/08/2010

TIPS dan TRIK Memasang Kopling Manual


Moonraker
Moonraker

Ada trik anyar pasang kopling manual. Yakni tanpa merusak bak oli seperti paket kopling manual biasa. Maksudnya, permukaan bak tak perlu dilubangi atau dibubut untuk memasang stut penekan. Tapi, alatnya dipasang di luar dengan memanfaatkan lubang bekas baut setelan kopling. Namanya, kopling manual cangkokan.

“Lebih praktis. Kalau motor mendadak ingin dijual, tinggal copot kopling cangkokan dan pasang aslinya,” seru Irvan Octavianus dan Morry Hilly yang mengaku idenya dari klub Moonraker Speed maniac di Bandung.

Dan terpenting, pasangnya gampang. Paling butuh 2 jam, beres. Kopling manual cangkokan bisa diaplikasi bebek 4-tak macam Honda Supra, Legenda dan Karisma. Bahkan bebek mona ber-spek Honda pun tidak diharamkan. “Cuma, buat bebek 4 nada Yamaha, dibikin agak khusus. Melihat konstruksinya yang beda,” sambut Morry yang menjajakan produk terkait di Jakarta.

Irvan melego alat ini sekitar Rp 150 sampai 250 ribu, sudah termasuk ongkos pasang kalau di Bandung. Ada perbedaan harga walau satu merek. “Ini berdasarkan tingkat kerumitan pemasangan antara satu model dengan model lain,” bilang Irvan yang bermarkas di Jl. Resort Dago Pakar Permai I, No.2, Dago Atas, Bandung.

Kalau ingin pasang sendiri, siapkan alat bantu seperti tang, obeng kembang-min, kunci ring 8, 10 dan 12. Lanjut diawali mencopot baut bak oli pakai kunci ring 8. Untuk memasang stut kopling cangkokan di lubang setelan kopling, mesti melepas baut setelan kopling pakai kunci ring 12.

Setelah batang penekan kopling manual cangkokan masuk di lubang, ikat dengan bantuan tang, kunci 10 dan 8 dari dalam. Baru deh pegangan kopling cangkok diikat bersamaan di baut bak oli. “Hati-hati pas pemasangan. Perhatikan, batang penonjok bearing harus tepat pada posisi,” wanti Irvan yang pembalap seeded Tim Yamaha Solo era 1995-1997.

Terakhir, tinggal menon-aktifkan fungsi kopling otomatis pakai ring tebal ukuran baut 17.
Prosesnya, lepas kopling otomatis. Lalu selipkan ring 17 tadi di baliknya dan pasang lagi seperti semula. Begitu kelar, tinggal pasang bak oli dan kabel kopling ke arah handel.